Cari Blog Ini

Rabu, 23 Juli 2025

Kisah Dua Mahkota (Karakter Tokoh)

 


Ia satu-satunya dari ras kucing yang diangkat menjadi raja—dan satu-satunya raja yang tidak memenangkan tahta dengan kecepatan, tapi dengan keteguhan dan kekuatan sihir. Tubuhnya besar, kokoh, dan sedikit gemuk, membuatnya tampak lamban di mata musuh. Tapi mereka yang meremehkannya jarang sempat memperbaiki kesalahan—karena dalam satu gerakan tenang, cakarnya meledakkan Sihraya, sihir kuno yang mampu membelah barisan musuh tanpa ia harus berpindah tempat.

Bulu putihnya di dada menyiratkan kebijaksanaan dan ketenangan; sementara punggung dan ekor hitamnya seperti bayangan sihir itu sendiri—diam, tapi menyebar cepat saat dipanggil. Ia tidak banyak bergerak, namun mampu mengendalikan medan pertempuran dengan satu goresan atau ayunan cakar. Dalam dewan, ia adalah pemimpin yang hening namun tegas; dalam perang, ia menjadi tembok hidup yang melindungi Kerajaan Antariksa dari kehancuran.Silvantra tidak berlari. Tapi langit berguncang saat ia berdiri. Ia adalah raja dari golongan kucing yang membiarkan dunia bergerak di sekelilingnya—sampai ia memutuskan waktunya berhenti.

 


Ia adalah sosok yang tidak meninggalkan jejak di tanah, namun langkahnya mengguncang takdir. Tubuhnya ramping dan anggun, diselimuti bulu hitam legam yang menyerap cahaya seperti lubang hitam kecil di bumi. Tatapannya dalam—penuh kediaman, seolah menyimpan ribuan rahasia langit dan kesunyian yang telah mengeras menjadi batu.Tak banyak bicara—karena suaranya hanya muncul saat dunia benar-benar membutuhkan peringatan. Dalam diamnya, ada keberanian; dalam tidurnya, ada siaga. Ia bisa hilang begitu saja, menyatu dengan bayangan, muncul di sisi Ratu Cosmic saat ancaman hanya terasa oleh hati. Taringnya tidak sering terlihat, tapi sekali ia menyerang, langit pun ikut menggigil.Keberadaannya bukan untuk memerintah, bukan pula untuk diperintah. Ia adalah penyeimbang takdir, pelindung yang memilih setia karena cinta, bukan karena perintah darah. Di medan pertempuran, ia tak segan mengoyak, namun di samping sang Ratu, ia bersandar lembut seperti doa yang tidak pernah dipaksakan.Hingga kini, tidak ada yang tahu di mana ia bersemayam. Tapi sebagian percaya—ia tak pernah benar-benar pergi. Hanya bersembunyi di balik bulu keturunannya, dalam garis-garis kelamnya yang membisikkan: "Aku masih di sini, menjaga seperti dahulu."


Raja Akamaru adalah keturunan dari Silvantra, kucing berdarah bangsawan dengan bulu putih-hitam dengan ekor hitam yang khas, melambangkan keseimbangan antara kekuatan dan kasih sayang. Di atas singgasananya di Istana Cakar Emas, ia mengenakan jubah merah beludru dan mahkota emas yang menjadi lambang kebesaran Kerajaan Tanah Tua. Akamaru dikenal sebagai pemimpin bijak yang membawa kedamaian dan kemakmuran bagi seluruh penjuru wilayah.

Ia tidak berjalan sendiri. Di sisinya selalu Jenderal Akane, saudara angkatnya yang juga merupakan penjaga setia kerajaan. Akane adalah kucing berbulu hitam dengan jubah gelap, memimpin pasukan elit penjaga istana dan terkenal karena taktik perangnya yang legendaris.

 


Jendral Akane memiliki bulu hitam legam, setajam malam tanpa bintang dan ia adalah Putra Langit, keturunan Aethermau yang ribuan tahun lalu memberikan kutukan pada Negeri Tanah Tua sebelum negeri itu dibebaskan dari kutukan setelah kehadiran raja baru mereka. 

Tubuhnya tegap, berotot, dan gagah, dibalut jubah hitam. Saat ia berjalan, jubah hitam panjangnya berbisik lembut, seolah menyatu dengan bayangan di sekitarnya. Konon, bahkan cahaya pun enggan menyentuh langkahnya.

Namun di balik wibawa dan kekuatan yang menggetarkan itu, Akane bukan hanya seorang jendral. Ia adalah penjaga kehormatan, seorang lelaki berjiwa mulia yang rela mengorbankan segalanya demi kebenaran. 

Saat pertama kali datang ia sedang dalam kondisi yang sangat lemah dan langit yang mengarahkannya untuk datang ke Istana Cosmic. Tidak ada yang tahu dari mana asalnya. Tetapi sejak saat itu, ia hidup di samping Raja Akamaru dan tumbuh sebagai bayang-bayang sang raja masa depan.

Di medan perang, Akane dikenal tak terkalahkan. Pedangnya, Cakar Langit, hanya bisa diangkat oleh jiwa yang benar-benar setia. Dalam tangannya, pedang itu bukan hanya senjata, tapi juga sumpah tak tertulis yang mengikat dirinya pada negeri ini. Dengan jurus Langkah Bayangan, ia bisa muncul di belakang musuh sebelum suara langkah pun terdengar. Dan ketika ia mengaum — Raungan Malam, begitu mereka menyebutnya — seluruh medan pertempuran membeku dalam ketakutan.

Tapi bukan kekuatannya yang membuat rakyat mencintainya.

Melainkan ketenangannya. Keadilannya. Dan kesetiaannya pada Raja Akamaru, yang ia anggap bukan hanya seorang pemimpin, tapi saudara sejati. Dalam setiap pertempuran, Akane tak hanya mengayunkan pedang — ia melindungi harapan, menjaga masa depan, dan memeluk luka lama yang tak pernah ia tunjukkan pada siapa pun.

Dialah Jenderal Akane, bayangan yang selalu berjalan di samping cahaya, namun tak pernah tenggelam oleh gelapnya masa lalu. Dan selama ia masih berdiri, Istana Cakar Emas takkan pernah runtuh.

 


Ia hadir dalam balutan gaun panjang berwarna ungu perak. Matanya indah seperti bintang, tapi dalam kilauannya berkaca luka-luka dunia yang ia telan sendiri.

Ratu Cosmic adalah pejuang, seorang penyihir langit yang bertarung dengan mantra dan cahaya, bukan senjata. Ia membesarkan seekor kucing dari ras prajurit agung, berbulu hitam putih dengan sorot tajam yang tak mengenal tunduk. Ratu Cosmic tak pernah mencium dahinya saat tidur, sebab Akamaru bukan anak manusia yang biasa menerima kelembutan seperti bunga menerima embun. Namun ia tetap mengirim doa ke bintang setiap malam agar Akamaru belajar memahami kasih, meski dalam bentuk yang tak bisa disentuh.

Lalu datanglah Akane, kucing liar yang datang ke istananya dengan kondisi lemah. Ratu Cosmic menjadikan Akane sebagai saudara angkat Akamaru.

Di hadapan rakyat, Ratu Cosmic adalah langit yang tidak pernah runtuh. Tapi di hadapan anak bulunya ia adalah pelukan hangat yang tak pernah meminta kembali. Ia keras bila perlu, tenang bila genting, namun hatinya selalu cemas—karena ia  tak pernah benar-benar tidur saat anak bulunya belum kembali dari peperangan, bahkan jika mereka adalah prajurit dan raja.

Ia berbicara dengan bunga dan angin malam. Ia berkirim kabar pada waktu melalui cermin-cermin tua. Ia tahu bahwa cinta seringkali bukan pelindung yang cukup, tapi ia tetap mencintai—seolah itu bisa menyelamatkan dunia.


Raja Daikuro adalah sosok penguasa yang membangkitkan rasa gentar, bukan hanya karena kekuatannya, tetapi juga karena misteri yang menyelubungi dirinya. Ia berbulu putih kusam dengan corak kuning samar, warnanya seperti dilunturkan waktu—tak secerah para bangsawan lain, namun justru membuatnya tampak semakin asing dan menakutkan. Corak bulunya seolah menyimpan rahasia, sama tidak jelasnya dengan asal-usulnya yang tak pernah diketahui pasti.

Tiada yang tahu dari mana ia datang. Sebagian mengatakan ia dibuang dari istana tua karena ambisinya menjadi raja bertentangan dengan kehendak langit hingga ia dibuang terasing jauh ke tepi negeri Tanah Tua. Namun satu hal yang pasti: Daikuro menjadi raja bukan karena garis keturunan, melainkan karena pertarungan. Ia merebut kekuasaan dari kerajaan kecil di tepi Negeri Tanah Tua dengan cakarnya sendiri, menggulingkan penguasa sebelumnya dalam duel berdarah yang masih dikenang rakyat utara.

Kini, ia menguasai Kerajaan Kuku Neraka, wilayah yang keras dan terasing, dengan kekuasaan mutlak. Ia tidak memerintah dengan cinta—ia memerintah dengan ketakutan. Pasukan Cakar Hitam menjadi senjatanya, dan setiap langkahnya menjadi bayangan yang menghantui kerajaan-kerajaan sekitarnya.

Bagi Daikuro, dunia hanya terdiri dari dua jenis makhluk: yang tunduk... dan yang akan dihancurkan.

 


Berjalan tanpa suara dan melompat secepat desir angin, Kellana adalah pemimpin pasukan rahasia yang hanya diperintah langsung oleh Ratu Cosmic sendiri. 

Kellana tidak banyak bicara. Tapi tiap ucapannya adalah arah, perintah, atau janji. Ia tak percaya pada keberuntungan. Ia hanya percaya pada jejak, pada bisikan ranting patah, pada arah angin yang berubah meski tak terasa. Ia lebih sering berada di hutan daripada di istana. Sebab hutan mengajarkan keheningan, dan keheningan, baginya, adalah kunci untuk mendengar dunia berbicara.

Namun terhadap Ratu Cosmic, Kellana tunduk bukan karena takut. Ia tunduk karena percaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dandelion Seri 1 Bagian 9

  ✨ Di kota yang tak pernah tidur, kasih dan kebencian berdansa di bawah langit keemasan Abu Dhabi. ✨ Cerita ini sudah selesai dan bisa ...