Ia
satu-satunya dari ras kucing yang diangkat menjadi raja—dan satu-satunya raja
yang tidak memenangkan tahta dengan kecepatan, tapi dengan keteguhan dan
kekuatan sihir. Tubuhnya besar, kokoh, dan sedikit gemuk, membuatnya tampak
lamban di mata musuh. Tapi mereka yang meremehkannya jarang sempat memperbaiki
kesalahan—karena dalam satu gerakan tenang, cakarnya meledakkan Sihraya, sihir
kuno yang mampu membelah barisan musuh tanpa ia harus berpindah tempat.
Bulu
putihnya di dada menyiratkan kebijaksanaan dan ketenangan; sementara punggung
dan ekor hitamnya seperti bayangan sihir itu sendiri—diam, tapi menyebar cepat
saat dipanggil. Ia tidak banyak bergerak, namun mampu mengendalikan medan
pertempuran dengan satu goresan atau ayunan cakar. Dalam dewan, ia adalah
pemimpin yang hening namun tegas; dalam perang, ia menjadi tembok hidup yang
melindungi Kerajaan Antariksa dari kehancuran.Silvantra tidak berlari. Tapi
langit berguncang saat ia berdiri. Ia adalah raja dari golongan kucing yang
membiarkan dunia bergerak di sekelilingnya—sampai ia memutuskan waktunya
berhenti.
Ia
adalah sosok yang tidak meninggalkan jejak di tanah, namun langkahnya mengguncang
takdir. Tubuhnya ramping dan anggun, diselimuti bulu hitam legam yang menyerap
cahaya seperti lubang hitam kecil di bumi. Tatapannya dalam—penuh kediaman,
seolah menyimpan ribuan rahasia langit dan kesunyian yang telah mengeras
menjadi batu.Tak banyak bicara—karena suaranya hanya muncul saat dunia
benar-benar membutuhkan peringatan. Dalam diamnya, ada keberanian; dalam
tidurnya, ada siaga. Ia bisa hilang begitu saja, menyatu dengan bayangan,
muncul di sisi Ratu Cosmic saat ancaman hanya terasa oleh hati. Taringnya tidak
sering terlihat, tapi sekali ia menyerang, langit pun ikut
menggigil.Keberadaannya bukan untuk memerintah, bukan pula untuk diperintah. Ia
adalah penyeimbang takdir, pelindung yang memilih setia karena cinta, bukan
karena perintah darah. Di medan pertempuran, ia tak segan mengoyak, namun di
samping sang Ratu, ia bersandar lembut seperti doa yang tidak pernah
dipaksakan.Hingga kini, tidak ada yang tahu di mana ia bersemayam. Tapi
sebagian percaya—ia tak pernah benar-benar pergi. Hanya bersembunyi di balik
bulu keturunannya, dalam garis-garis kelamnya yang membisikkan: "Aku masih
di sini, menjaga seperti dahulu."
Raja
Akamaru adalah keturunan dari Silvantra, kucing berdarah bangsawan dengan bulu
putih-hitam dengan ekor hitam yang khas, melambangkan keseimbangan antara
kekuatan dan kasih sayang. Di atas singgasananya di Istana Cakar Emas, ia
mengenakan jubah merah beludru dan mahkota emas yang menjadi lambang kebesaran
Kerajaan Tanah Tua. Akamaru dikenal sebagai pemimpin bijak yang membawa
kedamaian dan kemakmuran bagi seluruh penjuru wilayah.
Ia
tidak berjalan sendiri. Di sisinya selalu Jenderal Akane, saudara angkatnya
yang juga merupakan penjaga setia kerajaan. Akane adalah kucing berbulu hitam
dengan jubah gelap, memimpin pasukan elit penjaga istana dan terkenal karena
taktik perangnya yang legendaris.
Jendral
Akane memiliki bulu hitam legam, setajam malam tanpa bintang dan ia adalah
Putra Langit, keturunan Aethermau yang ribuan tahun lalu memberikan
kutukan pada Negeri Tanah Tua sebelum negeri itu dibebaskan dari kutukan
setelah kehadiran raja baru mereka.
Tubuhnya
tegap, berotot, dan gagah, dibalut jubah hitam. Saat ia berjalan, jubah hitam
panjangnya berbisik lembut, seolah menyatu dengan bayangan di sekitarnya.
Konon, bahkan cahaya pun enggan menyentuh langkahnya.
Namun
di balik wibawa dan kekuatan yang menggetarkan itu, Akane bukan hanya seorang
jendral. Ia adalah penjaga kehormatan, seorang lelaki berjiwa mulia yang rela
mengorbankan segalanya demi kebenaran.
Saat
pertama kali datang ia sedang dalam kondisi yang sangat lemah dan langit yang
mengarahkannya untuk datang ke Istana Cosmic. Tidak ada yang tahu dari mana
asalnya. Tetapi sejak saat itu, ia hidup di samping Raja Akamaru dan tumbuh
sebagai bayang-bayang sang raja masa depan.
Di
medan perang, Akane dikenal tak terkalahkan. Pedangnya, Cakar Langit, hanya
bisa diangkat oleh jiwa yang benar-benar setia. Dalam tangannya, pedang itu
bukan hanya senjata, tapi juga sumpah tak tertulis yang mengikat dirinya pada
negeri ini. Dengan jurus Langkah Bayangan, ia bisa muncul di belakang musuh
sebelum suara langkah pun terdengar. Dan ketika ia mengaum — Raungan Malam,
begitu mereka menyebutnya — seluruh medan pertempuran membeku dalam ketakutan.
Tapi
bukan kekuatannya yang membuat rakyat mencintainya.
Melainkan
ketenangannya. Keadilannya. Dan kesetiaannya pada Raja Akamaru, yang ia anggap
bukan hanya seorang pemimpin, tapi saudara sejati. Dalam setiap pertempuran,
Akane tak hanya mengayunkan pedang — ia melindungi harapan, menjaga masa depan,
dan memeluk luka lama yang tak pernah ia tunjukkan pada siapa pun.
Dialah
Jenderal Akane, bayangan yang selalu berjalan di samping cahaya, namun tak
pernah tenggelam oleh gelapnya masa lalu. Dan selama ia masih berdiri, Istana
Cakar Emas takkan pernah runtuh.
Ia hadir dalam balutan gaun panjang berwarna ungu perak. Matanya indah seperti bintang, tapi dalam kilauannya berkaca luka-luka dunia yang ia telan sendiri.
Ratu Cosmic adalah pejuang, seorang penyihir langit yang bertarung dengan mantra dan cahaya, bukan senjata. Ia membesarkan seekor kucing dari ras prajurit agung, berbulu hitam putih dengan sorot tajam yang tak mengenal tunduk. Ratu Cosmic tak pernah mencium dahinya saat tidur, sebab Akamaru bukan anak manusia yang biasa menerima kelembutan seperti bunga menerima embun. Namun ia tetap mengirim doa ke bintang setiap malam agar Akamaru belajar memahami kasih, meski dalam bentuk yang tak bisa disentuh.
Lalu datanglah Akane, kucing liar yang datang ke istananya dengan kondisi lemah. Ratu Cosmic menjadikan Akane sebagai saudara angkat Akamaru.
Di hadapan rakyat, Ratu Cosmic adalah langit yang tidak pernah runtuh. Tapi di hadapan anak bulunya ia adalah pelukan hangat yang tak pernah meminta kembali. Ia keras bila perlu, tenang bila genting, namun hatinya selalu cemas—karena ia tak pernah benar-benar tidur saat anak bulunya belum kembali dari peperangan, bahkan jika mereka adalah prajurit dan raja.
Ia berbicara dengan bunga dan angin malam. Ia berkirim kabar pada waktu melalui cermin-cermin tua. Ia tahu bahwa cinta seringkali bukan pelindung yang cukup, tapi ia tetap mencintai—seolah itu bisa menyelamatkan dunia.
Raja
Daikuro adalah sosok penguasa yang membangkitkan rasa gentar, bukan hanya
karena kekuatannya, tetapi juga karena misteri yang menyelubungi dirinya. Ia
berbulu putih kusam dengan corak kuning samar, warnanya seperti dilunturkan
waktu—tak secerah para bangsawan lain, namun justru membuatnya tampak semakin
asing dan menakutkan. Corak bulunya seolah menyimpan rahasia, sama tidak
jelasnya dengan asal-usulnya yang tak pernah diketahui pasti.
Tiada
yang tahu dari mana ia datang. Sebagian mengatakan ia dibuang dari istana tua
karena ambisinya menjadi raja bertentangan dengan kehendak langit hingga ia
dibuang terasing jauh ke tepi negeri Tanah Tua. Namun satu hal yang pasti:
Daikuro menjadi raja bukan karena garis keturunan, melainkan karena
pertarungan. Ia merebut kekuasaan dari kerajaan kecil di tepi Negeri Tanah Tua
dengan cakarnya sendiri, menggulingkan penguasa sebelumnya dalam duel berdarah
yang masih dikenang rakyat utara.
Kini,
ia menguasai Kerajaan Kuku Neraka, wilayah yang keras dan terasing, dengan kekuasaan
mutlak. Ia tidak memerintah dengan cinta—ia memerintah dengan ketakutan.
Pasukan Cakar Hitam menjadi senjatanya, dan setiap langkahnya menjadi bayangan
yang menghantui kerajaan-kerajaan sekitarnya.
Bagi
Daikuro, dunia hanya terdiri dari dua jenis makhluk: yang tunduk... dan yang
akan dihancurkan.
Berjalan tanpa suara dan melompat secepat desir angin, Kellana adalah pemimpin pasukan rahasia yang hanya diperintah langsung oleh Ratu Cosmic sendiri.
Kellana tidak banyak bicara. Tapi tiap ucapannya adalah arah, perintah, atau janji. Ia tak percaya pada keberuntungan. Ia hanya percaya pada jejak, pada bisikan ranting patah, pada arah angin yang berubah meski tak terasa. Ia lebih sering berada di hutan daripada di istana. Sebab hutan mengajarkan keheningan, dan keheningan, baginya, adalah kunci untuk mendengar dunia berbicara.
Namun terhadap Ratu Cosmic, Kellana tunduk bukan karena takut. Ia tunduk karena percaya


.jpeg)


.jpeg)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar